Fungus



Karna tertarik dengan lichenes, sedikit demi sedikit jatuh pandang juga pada satu organisme yang tidak kalah unik, yaitu jamur. Dimana ada lichen disitu ada pula jamur hehe, bukan sekedar tetanggaan, atau karna factor lingkungan yang memungkinkan kedua organisme ini hidup hampir dilingkungan yang sama namun Lichen sesungguhnya adalah salah satu bentuk cara hidup dari jamur.  Jamur itu lucu, dia berwarna warni dengan bentuk yang beraneka ragam, ada yang putih polos berbentuk payung kecil atau pondok kecil, biasa kita temui di tanah berumput ada juga seperti jumbai kipas kecil berwarna krem yang menempel di batang pohon mati.  

Lalu apa itu jamur? Jamur atau fungi adalah tumbuhan yang tidak melakukan proses fotosintesis, jamur tidak diperlengkapi dengan klorofil atau zat warna apapun yang dapat membantunya untuk mengolah makanan sendiri, melainkan jamur hanya mengambil dan menyerap makanan dari lingkungannya, menjadikan jamur setara dengan bakteri sebagai organisme detritivor (pemakan bangkai) yang sangat penting dalam ekosistem. 

Detritivor berperan sebagai pengurai dalam rantai makanan dan berkontribusi dalam siklus hara. Organisme detritivor memakan bangkai sisa tanaman maupun hewan mengubahnya menjadi zat-zat anorganik sehingga bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan(produsen), Jamur oleh Whitakker (1969) digolongkan dalam regnum sendiri yang artinya tidak tergabung dalam plantae(tumbuhan) atau animalia (hewan), pula diyakini oleh para mikologiwan sebagai organisme yang terpisah dari tumbuhan atau hewan.
Berikut beberapa karakteristik jamur dikutip  dari Ainsworth 1973.
1. Nutrition. Heterotrophic (lacking photosynthesis), feeding by absorption rather than  ingestion.
2. Vegetative state.
3. Cell wall.  glucans and chitin,
4. Nuclear status. Eukaryotic
5. Reproduction. The following reproductive events may occur: sexual (i.e. nuclear fusion and meiosis)  and/or parasexual (i.e. involving nuclear fusion followed by gradual de-diploidization) and/or asexual (i.e. purely mitotic nuclear division).
6.Ecology. Important ecological roles as saprotrophs, mutualistic symbionts, parasites, or hyperparasites.
7. Distribution. Cosmopolitan.

Apa yang membuatnya berbeda dari tumbuhan dan hewan ? setidaknya dapat kita lihat dari ciri- ciri berikut ini : Jamur diam nonmotil, tidak bergerak memiliki dinding sel seperti tumbuhan, tapi tidak memiliki cara makan yang sama dengan tumbuhan karna jamur bersifat heterotrof,  ada yang menjadi parasit, epifit dan juga bersimbiosis dengan alga. Jamur sebagai organisme heterotrof, bukannya mengambil makanan dan mencernanya seperti hewan jamur justru menyerapnya langsung dari lingkungannya untuk itulah jamur dapat hidup dalam lingkungan yang hanya menguntungkan baginya seperti memiliki makanan (zat organik), suhu, kelembaban yang sesuai, pH kurang dari 7. Tubuh jamur terdiri dari filamen atau benang bercabang-cabang yang disebut hifa. Benang hifa berkumpul membentuk suatu anyaman masa atau gumpalan yang disebut miselium, jelas hewan maupun tumbuhan tidak memiliki struktur seperti itu.

Sekitar 80.000 sampai 120.000 spesies jamur telah ditemukan, meskipun total jumlah keseluruhan spesiesnya diperkirakan sekitar 1,5 juta  (Webster, Weber 2007; Kirk et al., 2001). Pada umumnya jamur dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu Zigomicota, Ascomicota, Basidiomicota dan Deuteromicota.


1.     Zygomicota

Jamur ini hidupnya di darat Reproduksi seksualnya melalui gametangiogami dan menghasilkan zigospora.  Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. 
Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

Rhizopus stolonifer disebut juga jamur roti hitam. Sebagian hifa tumbuh mendatar dipermukaan roti. Struktur hifa seperti ini disebut stolon. Sebagia hifa tumbuh di dalam roti berbentuk rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat dan menyerap makanan.

Rhizopus orizae berperan dalam pembuatan tempe.

Rhizopus nigricans menghasilkan asam fumarat.

Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.

Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran ternak.

Pilobolus sp.

Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

2.     Ascomicota
Ada yang hidup sebagai sapro fit yang menghancurkan sisa-sisa organik, ada pula yang parasit sehingga dapat menimbulkan penyakit. Contoh jamur yang termasuk Ascomycotina sebagai berikut.

a. Khamir (Saccharomyces)
Khamir dapat melakukan fermentasi berbagai bahan
organik, salah satu fermentasi yang paling umum ialah fermentasi dalam pembentukan alkohol.
b. Penicillium
Jenis jamur ini menyukai habitat yang mengandung gula, seperti pada roti atau buah yang
ranum. Jamur ini tampak berwarna hijau atau kebirubiruan. Macam spesiesnya adalah Penicillium notatum, Penicilium chryzogenum, penghasil anti biotik. Penicillium camemberti dan Penicillium requoforti untuk peningkatan kualitas dalam pembuatan keju,
Penicilliun italicum, Penicillium digitatum perusak buah jeruk
Aspergillus fumigatus penyebab aspergilosis (penyakit yang berbahaya pada unggas piaraan dan liar yang menyerang saluran pernapasan). Jamur ini tumbuh pada kotoran. Aspergillus fumigatus, penghasil aflatoksin, yang diduga penyebab kanker hati. Jenis ini tumbuh pada
kacang tanah yang sudah tidak segar atau makanan yang terbuat dari kacang tanah.


3.     Basidiomicota

Jamur ini mayoritas memiliki tubuh buah makroskopis, sering ada di lingkungan sekitar kita dan hutan.
a. Volvariella volvacea. Jamur ini pada umumnya tumbuh pada tumpukan jerami yang melapuk. Bentuknya seperti payung terdiri atas tudung (pileus, bilah-bilah/lamella) dan membentuk basidium yang menghasilkan basidiospora. Jenis jamur ini telah banyak dikonsumsi sebagai makanan.
b. Auricularia polytricha (jamur kuping). Habitat jamur ini menempel pada kayu-kayuan yang lapuk, bentuknya pipih berlekuk-lekuk seperti daun telinga, warna kecokelat-an. Jamur ini telah dibudidayakan dan dikomersialkan sebagai bahan makanan.
c. Lentinous edodes, jenis jamur ini selain dapat dikonsumsi manusia juga dapat dipergunakan sebagai bahan obat.
d. Pleurotus, jamur kayu atau jamur tiram. Jamur ini enak untuk dikonsumsi, habitat yang baik pada lingkungan yang mengandung banyak lignin dan selulosa. Jamur ini telah banyak dibudidayakan dengan medium serbuk gergaji.
e. Amanita muscaria. Jamur ini menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh lalat. Hidup pada kotoran ternak.

4.     Deuteromycotina

Jamur ini disebut juga fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi secara aseksual saja, yaitu dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas), artrospora (pembentukan spora dengan benang-benang hifa) dan konidia. Sedangkan reproduksi seksualnya belum diketahui dengan jelas. Ciri-ciri jamur Deuteromycotina ini antara lain hidup saprofit maupun parasit, hifa bersekat-sekat, dinding selnya dari zat kitin, kebanyakan mikroskopis.
Beberapa contoh jamur yang belum diketahui reproduksi
seksualnya antara lain:
a. Epidermophyton floocosum, parasit pada kaki, biasanya
menyebabkan penyakit pada kaki para atlet.
b. Epidermophyton, Microsporium, Trichophyton
penyebab penyakit dermatomikosis, sasarannya ialah pada
kulit, rambut, dan kuku.
c. Alternaria, parasit pada tanaman kentang.
d. Helminthosporium, parasit pada tanaman padi.
e. Colletrichum parasit pada bawang merah.

Dari jenis-jenis yang dikelompokkan diatas dapat kita lihat jamur beragam dimulai dari ukurannya yang mikroskopis hingga makroskopis, peran dan manfaat utama jamur dalam ekosistem adalah sebagai konsumen pengurai yang sangat dibutuhkan dalam siklus hara.

 Selain sebagai pengurai jamur banyak dimanfaatkan oleh manusia baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang pangan, beberapa jamur mikroskopis  tertentu dimanfaatkan manusia dalam bidang kesehatan dan pangan seperti penicillin digunakan sebagai antibiotik, begitu juga beberapa jenis jamur ascomicota yang digunakan  sebagai ragi pada roti, tempe, kecap, oncom dll. Jamur makroskopis seperti  Basidiomicota, dimanfaatkan sebagai bahan pangan contohnya jamur tiram yang bernilai ekonomis, namun tidak semua jenis jamur Basidiomicota seramah itu, ada beberapa jamur seperti jenis amanita muscaria yang beracun. Adapula jamur yang merugikan manusia seperti  Beberapa jamur mikroskopis yang hidup sebagai parasit dan penyebab penyakit pada manusia contohnya Candida sp yang menyebabkan keputihan pada manusia.

Hal yang lucu dari jamur adalah dia bisa ada dimana saja, dengan beragam bentuk dan cara hidup. Basidiomicota adalah perwakilan jamur yang paling sering terlihat oleh mata manusia, bahkan beberapa menjadi menu istimewa karna rasa jamur yang hampir mirip daging tapi tidak berlemak, tidak berkolestrol dan juga tidak terasa seperti sayuran hahaha pelarian yang bagus untuk vegetarian xDD.
Dilihat dari keunikannya jamur memiliki suatu tempat istimewa dalam ekosistem kita, bahkan persebarannya mempunyai kolom sendiri dalam biodiversitas.
  

Beberapa Basidiomicota yang sempat di jepret ^.^)/
(dan masih banyak lagi yang akan saya jepret ke depannya hehe) 
baca : tanpa menyingkirkan posisi Lichenes yang memang lebih membuat jatuh hati dibanding jamur  kukukuku






Comments

Popular posts from this blog

hanya Dia

Evolusi ( Pro dan Kontra ?)

jika kita lemah