-Pendidikan di Indonesia-
Coretan
sesaat
-Pendidikan
di Indonesia-
Pendidikan
kita masih berjalan ditempat dan terkadang salah arah. Saya mengambil contoh dari pengalaman saya sendiri sebagai
peserta didik maupun pengamatan dilingkungan sehari-hari. Guru umumnya tidak
mendidik tapi lebih kepada mengajar! Kenapa dikatakan seperti itu? Pendidikan
itu hendaknya adalah pengetahuan yang di konstruktif oleh siswa sendiri. Bukan
hanya mengkopy apa yang diberikan oleh guru.
Mereka harusnya diberikan kesempatan untuk bersikap dan berpikir secara
aktif sehingga terlibat dalam pembelajaran yang diberikan. Hal tersebut memang
masih merupakan kelemahan dari pengelolaan kelas dari seorang guru, jika guru
tersebut sudah berusia diatas 50 tahun kita bisa mentolerir hal itu, harapan
terbesar diberikan pada guru – guru muda saat ini yang harusnya bisa
mengembangkan 3 aspek pendidikan yaitu aspek kognitif afektif dan psikomotor.
Banyak dari kita tentu tahu apa saja masalah yang banyak bermunculan
dalam dunia pendidikan saat ini baik itu mengenai ketidakmerataan fasilitas teknologi penunjang pendidikan
maupun prestasi dan hasil belajar yang rendah. Tampaknya sorotan utama selalu
saja ditujukan pada aspek kognitif siswa yang merupakan sisi intelektual atau
pengetahuan,seperti masalah ujian nasional yang selalu diperdebatkan!.
Kita
terlalu fokus pada 1 aspek saja sehingga gonjang ganjing ujian nasionalpun
dipermasalahkan. Tujuan pendidikan kita adalah mewujudkan seorang manusia
berkarakter yang mampu mengembangkan potensi dirinya sehingga bisa berguna bagi
nusa dan bangsa.
Untuk
mewujudkan seorang manusia yang berkarakter dan bisa berguna bagi bangsa tak
cukup jika hanya memprioritaskan 1 aspek
saja, harus terjadi suatu keseimbangan dari ketiga aspek tersebut. Sebagaimana
kita ketahui karakter bangsa ini sedang menuju kehancuran. Pendidikan saat ini
cenderung menciptakan manusia robot. Yang sudah terprogram layaknya robot.
Tidak heran putra-putra bangsa kita banyak yang terlibat kasus korupsi,tauran
maupun masalah lainnya.
Aspek
afektif terkadang diabaikan, hal inipun agaknya sedikit rumit karena untuk
menilai suatu sikap seseorang tergantung pada perspektif setiap orang juga.
Pendidikan mempunyai andil besar dalam mengembangkan 1 aspek ini, karena
dikatakan mendidik itu tidak sama dengan mengajar. Disaaat mendidik kita harus
menanam suatu nilai-nilai positif dalam diri peserta didik, dengan kata lain
membangun manusia manjadi manusia.
Setiap
siswa atau peserta didik mempunyai berbagai perbedaan serta masalah yang
berbeda-beda dalam diri mereka. Pendidiklah yang harusnya berperan dalam
melakukan pembimbingan serta mendidik mereka terlepas dari masalah serta
karakter mereka yang beragam.
Sebagai
seorang pendidik harusnya memberikan
kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan dirinya. Terkadang
di kenyataan sehari-hari terdapat siswa-siswa yang bermasalah. pendidik dalam
hal ini harusnya membuka jalan bagi mereka bukan membiarkan mereka tenggelam
didalamnya ataupun berlaku tidak adil dengan memperlakukan mereka berbeda hanya
karena mereka berbeda. Pada dasarnya setiap siswa itu berbeda. Untuk membangun
seorang manusia kita harus menyadarkan mereka jika mereka adalah manusia.
Sistem
saat ini seringkali selalu “menghakimi” ,tugas utama pendidikan adalah mendidik
dan membangun seseorang. Sayangnya banyak dari para siswa diluar sana dituntut
untuk bersikap baik,Seakan aspek afektif itu adalah tuntutan bukan bimbingan.
Padahal aspek afektif itu termasuk pada aspek yang harus dikembangkan sama
pentingnya dengan aspek kognitif. Apa yang terjadi saat ini adalah pendidikan
kita selain terlalu terfokus pada pengetahuan kita kurang melakukan
pembimbingan karakter, seakan sikap atau karakter dari setiap siswa adalah
nilai afektif mereka. lalu bagaimana
dengan siswa yang sering terlibat masalah seperti tauran narkoba dll ? Itulah
mengapa ketiga aspek tersebut diatas harus berjalan bersama-sama.
Comments
Post a Comment