Evolusi ( Pro dan Kontra ?)
Evolusi
Evolusi
adalah proses perubahan seedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama.
Dalam kajian biologi evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dari pengartian tersebut tentu kita dapat
menarik kesimpulan bahwa proses evolusi adalah proses perubahan yang
diturunkan, termasuk didalamnya variasi genetik dalam ruang lingkup suatu
populasi tertentu. Sejarah evolusi sendiri bukanlah hal baru bagi dunia ilmiah
jika dilihat kembali sejak abad ke-6 SM para ilmuan dan filsuf telah menyebut
evolusi dengan berbagai pandangan yang berbeda-beda, barulah pada tahun 1859
Charles Darwin mengeluarkan buku yang kita kenal sekarang dengan judulnya the
origin of species by means of natural selection, dalam buku tersebut banyak
termuat bukti-bukti serta penjelasan terbuka dan mendetail mengenai evolusi,
teori evolusi darwinpun diterima secara luas dikala itu.
Darwin
mungkin terkenal dengan teorinya tapi dia tidak sendiri dalam mengajukan
pemikirannya, adalah seorang yang dikenal dengan bapak biogeografi evolusi
alfred wallace, sangat tidak asing kalau kita pernah mendengar garis wallace
yaitu garis yang memisahkan wilayah indonesia timur dan barat. Wallace sendiri
mengirimkan pemikirannya pada Darwin yang kita kenal dengan nama ‘the letter
from ternate’, surat pemikirannya tersebut dikirimkan pada darwin pada saat dia
sedang menderita malaria. Isi pemikiran wallace dan Darwin memiliki kesamaan
hingga akhirnya darwin mempublikasikan pemikiran mereka dalam bukunya yaitu the
origin of spesies.
Dalam
perkembangannya hingga saat ini teori evolusi darwin terus menemui pro dan
kontra perdebatan mengenai teori evolusipun tetap menjadi debat panas para
ilmuan sampai saat ini. Jika dirunut secara jelas evolusi sebernanya sudah
terbukti secara ilmiah. Hal ini tak bisa disangkal lagi, memang evolusi
darwin diawali oleh pemikiran logis serta bukti-bukti mendetail mengenai
seleksi alam dan penyebarannya, dilihat dari sisi tersendiri mungkin banyak
pihak termasuk kalangan ilmiah sendiripun bisa menentang teori ini namun garis
besar yang akhirnya kita temukan hingga saat ini adalah teori evolusi bukanlah
dongeng semata yang tercipta dari pemikiran-pemikiran logis tadi,namun
sebaliknya. Pada saat teori genetika mendel diterima oleh dunia ilmiah
teori hereditas malah menjadi penyangga kokoh dari evolusi itu sendiri. Yaitu
teori evolusi modern teori ini menyatukan gagasan-gagasan berbagai cabang
biologi yang telah lama terpisah, utamanya genetika, sitologi, sistematika,
botani, morfologi, ekologi, dan paleontologi. Tidak hanya lewat teori saja
sebernanya, pembuktian adanya evolusi telah terbukti pada percobaan yang
dilakukan pada bidang mikroevolusi
Tentu
saja akan timbul pertanyaan mengenai bukti-bukti lainnya seperti fosil, Tidak
ada sisa fosil yang mendukung evolusi yang pernah ditemukan dalam penggalian
yang dilakukan di seluruh penjuru dunia. Kita tau sampai saat ini memang hal
tersebutlah yang menjadi kelemahan dari teori darwin. Sejauh ini fosil
satu-satunya yang ditemukan adalah fosil peralihan dari reptil ke aves
archaeoptherix, setidaknya takkan disebut tak pernah ditemukan diseluruh dunia
kan(?). Terlepas dari hal tersebut petunjuk adanya evolusi masih meliputi
homologi organ dan sisa organ tubuh, belum lagi satuan terkecil suatu
organisme atau makhluk hidup berupa sel dan gen itu sendiri. Para penentang
evolusi takkan bisa menentang makroevolusi dengan menerima mikroevolusi saja.
Karena logisnya makroevolusi sendiri berkembang dari mikroevolusi sudah jelas
kedua hal itu tidak dapat dipisahkan.
Namun
tidak fair jika kita hanya mengkaji soal pro kontra ini dari sudut pandang Darwinisme
saja, berbicara mengenai evolusi ada banyak satuan ilmu yang terlibat, dan
secara ilmiah dapat dikatakan evolusi adalah bentuk adaptasi dalam jangka waktu
yang lama.
Bagaimana
jika dirunut dari teori penciptaan? Yang dikontrakan dengan evolusi. Yang
mengatakan bahwa ada sosok pintar yang merancangkan dan menciptakan makhluk
hidup saat ini. Kita lihat dari kitab Kejadian 1 bagaimana proses
terbentuknya bumi dan segala isinya. Disitu tertulis “ Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi”(kej 1 :1) . Sudah sejak semula Allah
menciptakan langit dan bumi, langit dalam hal ini bisa dimaksudkan adalah
seluruh jagad raya yang ada diluar bumi. Dan bumi dalam hal ini adalah bumi
saat ini dan segala isinya sekarang. Apa hubungan hal ini dengan evolusi? Penganut
teori penciptaan umumnya tidak menerima gagasan bahwa manusia dan segala
jenis makhluk hidup yang ada sekarang ini terjadi secara kebutulan melalui
proses yang panjang dari sesuatu yang tak ada menjadi ada. Padahal kenyataannya
tak harus serumit itu, sebab Allah Tuhan kitapun menciptakan kita dari tak ada
menjadi ada lewat debu tanah diberi nafas kehidupan dan hidup menjadi manusia.
Dari sebuah kitab kita bisa melihat perancangan Tuhan akan terciptanya
kehidupan. Lewat ilmu pengetahuan kita melihat bukti dari rancangan-rancangannya.
Sains tak harus selalu berlawanan dengan agama, sebab sebagai makhluk ciptaan
yang paling sempurna kita diberi kemampuan lebih seperti akal budi untuk
mendapat pengetahuan. Pengetahuan tak dilarang oleh Tuhan asalkan kita punya
penguasaan diri untuk itu, lewat ilmu pengetahuan banyak hal yang dapat
bermanfaat bagi manusia saat ini. Banyak orang beranggapan jika sains tidak
sejalan dengan agama seperti contohnya teori evolusi di atas. Padahal banyak
hal yang dapat kita lihat lewat penemuan-penemuan yang ada, teori evolusi
sebernanya tidak berlawanan dengan teori penciptaan, proses yang terjadi dalam
mekanisme evolusi bisa saja menunjukan kebesaran atas segala penciptaan dan rancangannya.
Bila
kita melihat kesekeliling kita ada banyak hal, yang tidak masuk akal jika hanya
dikategorikan tercipta secara kebutulan. Dunia begitu indah untuk disebut
kebetulan. Tentunya terciptanya dunia kita ini tidak terjadi secara kebetulan
namun melalui suatu proses yang panjang yang disebut evolusi. Lewat evolusi
inilah sebernanya Tuhan menunjukan karyanya, karena Ia secara diam-diam
membentuk dunia seperti adanya saat ini.
Lantas
harus adakah Pro dan kontra?
Comments
Post a Comment