Makalah Sistem saraf
BAB I
PENDAHULUAN
Semua
penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh disebut rangsang.
Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan indra(reseptor). Rangsangan dapat
berasal dari luar tubuh,misalnya berupa bau,rasa pahit-manis,sentuhan,cahaya,
suhu, tekanan ataupun gaya berat. Indra yang mampu menerimanya disebut reseptor
luar(eksteroreseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa
lapar,kenyang, nyeri, dan kelelahan. Indra penerimanya disebut reseptor dalam
(interoreseptor).
Rangsangan
yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh neuron
sensori. Tanggapan akan disampaikan oleh neuron motor ke efektor misalnya otot
dan kelenjar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Gambaran umum sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem yang
memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak,
saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.
Susunan saraf manusia merupakan
bagian tubuh yang paling kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel
saraf (neuron), dan didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak.
Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan
neuron lain, membentuk suatu system komunikasi yang kompleks.
Sistem
saraf memiliki dua bagian utama,yaitu:
a. Central
nervous system (CNS/sistem saraf pusat)
CNS
terletak di bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian
utama, yaitu: otak dan sumsum tulang belakang.
b. Peripheral
Nervous System (PNS/sistem saraf perifer)
PNS
terletak di luar bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama,
yaitu:
1) Somatic
Nervous System (Sistem Saraf Somatis), yang mengatur interaksi
tubuh
dengan
lingkungan luar. Terdiri dari dua macam saraf, yaitu:
a)
Afferent Nerves (saraf aferen), yang membawa input
sensoris dari reseptor di
seluruh
bagian tubuh, seperti kulit, kuping, mata, dan sebagainya ke CNS.
b)
Efferent Nerves (saraf eferen), yang membawa sinyal
dari CNS menuju otot-otot.
2) Autonomic
Nervous System (Sistem Saraf Otonom), adalah bagian dari PNS
yang
berfungsi
mengatur kondisi internal manusia. Sistem Saraf Otonom ini juga terdiri dari
saraf aferen dan eferen. Saraf Eferen dalam sistem saraf otonom terdiri dari:
a)
Sympathetic Nerves (saraf simpatetik), yang menstimulasi,
mengorganisasi, dan memobilisasi sumber-sumber energi dalam tubuh untuk menghadapi
situasi yang menakutkan tidak menyenangkan
b)
Parasymphatetic Nerves (saraf parasimpatetik), yang
menyimpan energi dalam tubuh dan bereaksi dalam menghadapi situasi yang
menyenangkan.
Keseimbangan
kondisi internal manusia berlangsung karena input dari saraf eferen dan aferen
pada sistem saraf otonom, contohnya: detak
jantung akan meningkat apabila mendapat sinyal dari saraf simpatetik,
sebaliknya bila ada sinyal dari saraf parasimpatetik, maka detak jantung akan
menurun.Istilah aferen dan eferen mudah dibedakan apabila kita mengingat
kata-kata berawalan "a" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya
"mendekati" sesuatu, yaitu approach, arrive, dan kata-kata
berawalan "e" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya
"menjauhi" sesuatu, yaitu exit, escape. Aferen membawa impuls ke CNS,
dan eferen membawa impuls dari CNS. Sistem saraf pusat sifatnya berpasangan.
Sebagai bukti dapat dilihat pada bagan 2.1. Sebagian besar saraf pada PNS
berpusat pada tulang belakang, tetapi ada 12 saraf perkecuaIian, yaitu 12 pasang
saraf cranial yang berpusat di otak.
Bagan Pembagian Sistem Saraf
2.
Stuktur
komponen sel saraf neuron
Penelitian
terhadap struktur sel saraf pertama kali dilakukan oleh Golgi (ingat bagian sel
yang bemama Badan Golgi), seorang dokter ltalia di tahun 1870. Dengan penemuan
ini, maka manusia dapat melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut yang
berkaitan dengan sistem saraf. Diantaranya Parker (1919; dalam Pinel, 1993)yang
meneliti evolusi sistem saraf pada mahluk hidup.Pada awalnya, sistem saraf pada
mahluk hidup (contohnya: sea anemones), hantaran impuls hanya dilakukan
oleh neuron tunggal langsung ke otot.
Jadi
apabila ada rangsang pada kulit/otot, maka oleh neuron tunggal langsung dikirim
ke pusat susunan saraf, sebaliknya, impuls dari pusat susunan saraf langsung dikirim ke otot oleh neuron tunggal
tersebut.
Saraf
ini biasa disebut sistem satu tahap (one-stage system). Pada ubur-ubur (jellyfish),
sistem sarafnya sedikit lebih kompleks karena melibatkan lebih dari satu
neuron, yaitu neuron sensoris
(sensory neurons) yang melepas bahan kimia (neurotransmitter) untuk menstimulasi neuron gerak (motor neurons). Jadi
terdapat dua macam neuron yang terlibat dalam sistem saraf ini (sistem dua
tahap/two-stage system). Kondisi ini memungkinkan fleksibilitas karena pengaktifan neuron motorik
tergantung pada interaksi sinyal-sinyal
pada neuron sensoris yang berbeda-beda.
Artinya geraknya yang terjadi tidak semata-mata berdasarkan stimulus-respon,
tetapi ada perantara yang memungkinkan suatu gerakan perlu dilakukan atau
tidak.
Evolusi
selanjutnya nampak pada ubur-ubur yang lebih kompleks dan binatang-binatang species
moluska. Pada hewan-hewan tersebut sudah terdapat tiga jenis neuron utama,
yaitu neuron sensorik (sensory neurons), yang memproduksi bahan kimia
untuk menghantarkan impuls (neurotransmitter), neuron motorik (motor
neurons) yaitu neuron yang menggerakkan otot, dan interneurons (neuron
perantara yang melanjutkan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik). Sistem
ini disebut sebagai sistem tiga tahap/three-stage system. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar
lustrasi Tiga Tahap Evolusi dalam Sistem
Saraf Mahluk Hidup
Berdasarkan Penelitian Parker
(Pinel,1993)
Neuron
Unsur
terkecil dari susunan saraf adalah sel saraf (neuron). Bagian-bagian
neuron dapat
dibedakan
atas:
a.
Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron =pohon, sarna
seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima
sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain. Kontak antar
neuron ditransmisikan melalui sinapsis.
b.
Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri
dari rantai
DNA
(deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu, tetapi
ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari kromosom disebut
gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada masing-masing
individu.
c.
Membran Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh
keluar masuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul lemak (lipid)
d.
Sitoplasma, cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam
neuron dan terdiri dari
beberapa
organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan, seperti
glukosa
yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel
e.
Soma sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel)
dan dapat
diibaratkan
sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel
f.
Axon Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel
g.
Axon, benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin.
Axon membawa
informasi
dari soma sel ke terminal buttons
h.
Myelin, lapisan berlemak yang menyelubungi akson
i.
Nodes of Ranvier, (baca: rahn vee yay) bagian axon yang tidak
diselubungi myelin
j.
Terminal Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing
yang berfungsi
melepaskan
neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa substansi kimiawi ke
sinapsis.Substansi kimiawi ini mempengaruhisel penerima,sehingga sel penerima
akan menentukan apakah pes an akan diteruskan ke axon atau tidak
k.
Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul
neurotransmitter yang
berbentuk
kantong-kantong kedl; umumnya bersatu di
button dekat dengan membran
presmapsls
l.
Synapses (sinapsis), jarak terdekat antara neuron yang satu
dengan yang lain dimana
sinyal-sinyal
kimiawi ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan
terminal
button (sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran dendrit
sel
penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan kedl (buds) yang disebut dengan
dendritic
spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma hanya
berjalan satu arah,
yaitu
terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel dan tidak menerima pes an
lanjutan
dari sel. Pesan disampaikan ke neuron lain melalui axon.
m.
Axodendritic Synapses, sinapsis antara axon dan dendrit
n.
Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Proses Sinapsis antar Neuron. Membran
soma dan membran dendrit
neuron A menerima impuls dari neuron
lain. Axon neuron A kemudian meneruskan
impuls ke neuron B dan neuron yang lain.
(Carlson, 1992)
Salah
satu cara yangpaling mudah untuk mengklasifikasikan neuron adalah berdasarkan jumlah
proses yang melibatkan soma sel saraf (inti sel sarat) Macam-macam klasifikasi
itu adalah:
a.
Unipolar (pseudounipolar), proses pada soma sel dilakukan oleh
satu dendrit dan satu
neurit
(axon) yang pangkalnya bersatu sehingga seolah-olah hanya ada 1
lanjutan/
sambungan
yang pada ujungnya bercabang dua
b.
Bipolar, proses pada soma selyangmelibatkan satudendrit dan
satu neurit yang masing-masing berproses pada kedua ujung soma sel
c.
Multipolar, proses pada soma sel yang melibatkan
satu neurit dan banyak dendrit
(seperti
anatomi neuron pada umumnya)
d.
Multipolar Interneuron, soma sel pada interneuron yang
prosesnya melibatkan banyak
dendrit.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.5.
Neuron Unipolar, Bipolar, Multipolar,
dan Multipolar Interneuron
(Pinel,1993)
Neuron dapat pula digolongkan berdasarkan peran
fungsionalnya. Neuron motoris (eferen) mengendalikan organ efektor seperti
seret otot dan kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensoris (aferen)
terlibat daam penerimaan stimulus sensoris dari lingkungan dan dari dalam
tubuh. Interneuron mengadakan hubungan sesame neuron, membentuk rantai atau
sirkuit fungsional kompleks (seperti pada retina).
Dalam susunan saraf pusat, badan sel-sel saraf hanya
terdapat dalam substansi kelabu. Substansi putih mengandung juluran-juluran
neuron tanpa perikarion. Dalam susunan saraf tepi ditemukan perikarion dalam
ganglion dan dalam beberapa daerah sensoris (misalnya mukosa olfaktoris).
3. Transmisi impuls pada sinapsis
Neuron
berkomunikasi melalui sinapsis dan perantaranya adalah substansi kimia yang
dilepaskan
oleh terminal button. Substansi kimia ini disebut dengan substansi
transmitter atau neurotransmitter yang berdifusi diantara celah terminal
button dengan membran dari neuron penerima. Macam substansi transmitter ini
akan menentukan efek pembangkitan (excitatory) atau efek penghambatan (inhibitory).
STRUKTUR
SINAPSIS
Struktur
Sinapsis (Pinel, 1993; Caison, 1992)
tampak
sebuah ilustrasi tentang sinapsis. Sitoplasma dalam terminal button, terdiri
dari pembuluh sinapsis (synaptic vesicles), yang terletak dekat dengan membran
pre-synaptic; mitokondria yang berfungsi sebagai sumber energi; dan cisternas yang
merupakan pembungkus dari neurotransmitter yang bentuknya seperti Badan Goigi
di sel-sel tubuh manusia. Selain bagian-bagian tersebut, membran presinapsis
dan membran postsinapsis adalah bagian penting dalam mekanisme transmisi
synapsis.
Diantara
membran presinapsis dan membran postsinapsis terdapat celah yang disebut
synaptic
cleft, yang jaraknya tergantung tugas masing-masing neuron.
Umumnya, lebar
celah
ini adalah sekitar 200 A(A= angstroms,dimana1Asarna dengan 1/10.000 mm). Dalam
celah sinapsis ini terdapat cairan ekstrasel tempat substansi neurotransmitter
akan berdifusi.
Neurotransmitter
diproduksi oleh soma sel dan dialirkan ke terminal button melalui microtubules
di sepanjang axon. Proses ini disebut dengan axoplasmic
transport.Membran postsinapsis merupakan membran yang paling tebal
dibandingkan dengan membran di bagian-bagian lain. Ia mengandung
molekul-molekul protein yang yang mampu mendeteksi hadimya substansi
transmitter di celah sinapsis dan selanjutnya mampu untuk Mengubah potensial
membran dan terjadilah prosesyang akan menghambat atau meningkatkan aktivitas
neuron penerima.
MEKANISME
TRANSMISI SINAPSIS
Transmisi
sinapsis berlangsung melalui dua macam proses transmisi neurokimia yang
berbeda
satu sarna lain, yaitu small-molecule neurotransmitters dan large-molecule
neurotrnsmitters.
a.
Small-Molecule Neurotransmitters. Proses ini dimulai
dengan berkumpulnya substansi
kimia
didalam cisterna yang akan disimpan di dekat membran presinapsis (membran
presinapsis
kaya akan kelenjar-kelenjar yang mengandung kalsium. Bila mendapat
stimulasi
dari potensial aksi, saluran kalsium tadi akan terbuka dan ion Ca++akan masuk
ke
dalam button. Masuknya Ca++akan mendorong pembuluh sinapsis untuk melakukan
kontak
dengan membran presinapsis dan melepaskan isinya ke dalam celah sinapsis
(lihat
gambar )Proses ini disebut dengan exocytosis. Proses ini berlangsung
pada
setiap
kali stimulasi dari potensial aksi terjadi. Ia langsung menyampaikan pesan
kepada
reseptor
postsinapsis yang ada di sekitarnya (lokal).
b.
Large-molecule Neurotransmitters. Proses exocytosis juga
terjadi, namun untuk largemolecule neurotransmitter, substansi kimia
yang dibutuhkan akan berkumpul dalam
Badan
Goigi dan dialirkan ke buttons melalui microtubules. Proses exocytosisnya
tetap sama, namun bila small-molecule berlangsung pada setiap kali
terjadi stimulasi; proses exocytosis large-molecule akan berlangsung
secara bertahap. Large-molecule umumnya juga tidak dilepaskan pada celah
sinapsis, namun dilepaskan pada cairan ekstrasel dan pembuluh darah.
Oleh karena itu proses large-molecule ini
biasanya terjadi pada reseptor yang letaknya jauh dari proses exocytosis dan
pengaruh yang disebarkan juga tidak terbatas pada neuron yang ada disekitarnya
tetapi juga neuron-neuron yang letaknya berjauhan. proses large-molecule neurotansmitter umumnya
lebih berfungsi sebagai neuromodulator. Proses large-molecule
diperlancar dengan bantuan proses-proses smallmolecul (sebagai second
messenger/penyampai pesan sekunder). Neuro modulator memiliki peranan yang
besar dalam mengkontrol emosi dan motivasi.
Peristiwa
Exocytosit (Pinel, 1993)
4.
Sistem
saraf pada invertebrata
Tidak semua Avertebrata memilikisistem saraf. Hewan
yang tergolongProtozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel
penyusun tubuh hewan tersebut mampu
mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel
dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel
satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi
protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti
iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya.
Sistem saraf
pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra,ubur-ubur
dan Anemon laut padaMesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan
gastrodermis(endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih
tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang
disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub
banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala.
Meskipun demikian impuls dari satu sel
ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem
sinaps tapi tidak mempunyai ciri-ciri
sinaps.
Sistem saraf
pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan
sistem saraf primitif.Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin
saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi
susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan
dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh,
duri dan lain-lain. Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti
pada Coelenterata tapi sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah
lebih maju.Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada
refleks.Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap
penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini
bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai
sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Sistem saraf
pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistemsaraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada
cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian
muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari
ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya
membentuk seperti tangga.Karena itu disebut saraf tangga tali.Sistem saraf tepi
terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang
menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak
tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai
pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata danreseptor lainnya pada
kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi
aktifitas otot.
Sistem saraf
pada Arthropoda
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur
bilateral seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif.
Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda darispesies
ke spesies tapi pada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum,
deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun
relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang
lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen.Ganglia segmental pada hewan ini merupakan
pusat refleks lokal.Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu
dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan
banyak cabang.Ganglion dorsal itu sering
disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana. Pada udang
terdapat otak disebuahdorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal dan
sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral.Ganglion ventral pertama besar berhubungan
dengan beberapa persatuanganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral. Perasa sentuhan dan perasa
kimia(pembau dan peraba) pada hewan inisangat kuat, dan organ-organnyaterdapat
pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn
dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu
terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis,terdapat pada dasar
antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsalatau juga
disebut ganglion serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukandengan
korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalamkorda ventral
terdapat 3 buah gangliontoraksis dan 5 buah ganglion abdominalis.
Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf
sentral. bagian- bagiannya Antena dan palpus mungkinmengandung alat-alat
(akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan membau sesuatu.Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen
abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibatatau terbawa serta dalam
mendeteksisuara. Pada sayap dan kaki belalangsering terdapat alat-alat untuk
membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah matamajemuk yang besar-besar, terdiri
dariommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 buah mata sederhana.
Sistem saraf
Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral
atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di
sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal
oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir
ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang
saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf
ventral bercabang-cabang lateral.Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan
indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapatmata
sederhana sebanyak 4 buah. Matasederhana itu terdiri dari kornea, lensa,dan
retina sehingga analog dengan mata pada.
Sistem saraf
pada Oligochaeta
Berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen
dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping inti ada ganglion suprafaringeal
anterior yang juga disebut otak yang
terletak dalam segmen ke-3 tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan
otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3
pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing
tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan
cahaya.Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang
lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang
tubuhnya.Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih
tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap
cahaya,sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian
muka).Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut
dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi
sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit
yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran
besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi
bersama-sama.
Sistem saraf
Mollusca
Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion,sepasang dekat
esophagus, sepasang dalam kaki, dan sepasang dekat ujung posterior massa
visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan satu dengan yang lain dengan
serabut-serabut longitudinal dan yang anterior juga olehserabut-serabut transversal.Sel-sel
sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya, terdapat disepanjang batas
mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan terdapat pada tiram.
Organ perasa kurang berkembang dibandingkan anggota molluska lainnya. Pada
bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral
(dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan.Saraf-saraf dari
ganglia itu melanjut keseluruh sistem organ.Pada ujung tiap tentakel
posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea, lensa dan retina
dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius).
Di bawah ganglia kaki terdapat sepasang statokis,
yaitu organ keseimbangan,masing-masing mengandung benda- benda berkapur,
silia dan sel-sel peraba.Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula
struktur peraba.Pada gastropoda,
serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol
ganglia yang lebih bawah.Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini
dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal,
pleural, dan viseral. PadaCephalopoda (cumu-cumi, gurita)terdapat otak yang
kompleks karena adanya penggabungan berbagai gangliayang letaknya mengelilingi oesofagus.Karena
itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian
suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan
ekspirasi.Selain itu terdapat pula bagian yangtermasuk ganglia pedal dan
branchialyang mengontrol lengan dan tentakel.Sedangkan bagian otak
supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa
lobus untuk pembau,dan kompleks dorsal vertikal
Daftar
Pustaka
Comments
Post a Comment