LICHENES vs KKN
LICHEN DESU ^_^
Bicara soal makhluk yang satu ini,
membombardir memoriku berflashback ria kembali pada masa-masa KKN di semester 7
yang lalu, tepatnya waktu liburan akhir semester 6. KKN gelombang kedua yang
dilaksanakan dalam lingkungan universitas atau biasanya disebut KKN SATGAS !
sangat meninggalkan kesan terbaik selama kuliah dari pengalaman-pengalaman
selama ini ! dari gregetnya harus apel pagi jam 7 tepat, sampe batuk-batuknya
kerja digudang kantor kearsipan, memilah-milah dokumen, mengarsipkan dokumen
penting, gotong-royong dalam pembangunan kantor (jalan, parkiran, dll). Canda
tawa bersama-sama teman-teman seKKN.
hahahaha
kenangan-kenangan super gila yang tak terlupakan ^_^).
Mengarungi pagi hari pukul 6 lebih kurang
bertemankan embun pagi dan kegalauan ketika tak tersedianya angkutan yang akan
mengangkut kami pergi apel ke kantor pusat (baca : waktu libur kenaikan sem),
hihihi mengambil cara manual dengan berjalan kaki dari kompleks LAB FMIPA
(kompleks kost tercinta) dengan rute - rute penuh perjuangan tapi juga
meninggalkan kesan.
Suguhan pemandangan kampus pagi hari
beradu dengan kesegarannya udara yang masih alami. hmm, sedikit menyontek para
pepohonan berembun, rerumputan, kawanan para semak perdu, ada satu organisme
unik yang menarik perhatianku, dia satu sosok yang kala itu aku kenal baik
namanya, si lumut kerak! bermodalkan ingatan waktu masih disekolah dahulu, yah
memang dialah itu, sosok mirip seperti jamur atau tato(?) yang menempel di
batang pepohonan sepanjang perjalananku. hmm belakangan(sejak mulai kuliah)
sosok satu ini jadi akrab dimataku :) tidak heran dengan keadaan lingkungan
kampus yang memang tepat berada dibukit, tentu sesuai dengan habitatnya.
organisme unik yang berhasil membuatku tertarik atau sekedar mengembalikan rasa
penasaran masa lalu(sejak SD) hahaha.
Lumut kerak atau istilah ilmiahnya
Lichenes ini adalah bentuk simbiosis antara jamur(sebagai mycobiont)
dan alga(mitra fotosintetik), dengan kata lain dalam pemenuhan
energi jamur memberikan material kepada alga untuk berfotosintesis, kemudian
hasil dari fotosintesis alga dimanfaatkan oleh jamur. Habitatnya Lumut
kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat
ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau
tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat digunakan sebagai
pengukur tingkat polusi.
Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Campbell,2003):
Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Campbell,2003):
a. Crustose (seperti kerak), misalnya pada Graphis, seperti coret-coret kecil
dan panjang di pepohonan
b. Foliose (seperti daun), misalnya pada Umbellicaria, Parmelia yang tumbuh pada bebatuan
c. Fructicose (seperti semak), misalnya Usnea loggisima yang disebut janggut resi yang dapat tumbuh mencapai beberapa meter panjangnya.
b. Foliose (seperti daun), misalnya pada Umbellicaria, Parmelia yang tumbuh pada bebatuan
c. Fructicose (seperti semak), misalnya Usnea loggisima yang disebut janggut resi yang dapat tumbuh mencapai beberapa meter panjangnya.
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah
dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu
pohon tropika. Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas
merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai
15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada
kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada batang kayu
yang sudah mati.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun.
4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel
pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini
mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara,
menempel pada pohon-pohon di pegunungan.
5. Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh
pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.
Reproduksi Lumut Kerak Perkembangbiakan
lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.
a. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi
soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin atau air dan tumbuh di
tempat lain.
b. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan
oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat
tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai.
Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan
induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut
kerak.
Peran Lumut Kerak bagi manusia
Peran lumut kerak bagi manusia:
1. Sebagai tumbuhan perintis
2. Membantu siklus nitrogen
3. Sebagai indikator lingkungan
4. Peranan lain dari lumut kerak
- Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis
dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
- Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan
dasar lakmus.
- Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak
juga dapat meruginan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah
seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada
lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab
itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam,
logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai
akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaran paling
rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan
petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran.
Beberapa lumut kerak yang mengandung
ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu
hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat
menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino
dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur
nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan
hujan.
YUPZZ....itulah sekilas pengetahuan
mengenai makhluk unik kaya manfaat ini (^_^), jadi wajar-wajar saja kalau
didaerah kampusku banyak terdapat organisme satu ini, dijuluki sebagai
indikator pencemaran lingkungan, lichen menandai kalau lingkungan kampusku
belum terjadi pencemaran atau setidaknya masih dalam kadar rendah (sekali malah
hihihi kalau iya (^_<). bagaimana tidak? mengedarkan pandang sekitar jalanan
lichen terlihat menempel dimana-mana termasuk bebatuan, atau pepohonan bahkan
di batang pepohonan yang telah mati. beberapa jenis unik yang teridentifikasi
oleh kepenasarananku selama ini sih, terdapat 2 jenis yaitu jenis Graphis
sp dan Usnea sp. si Graphis sp ini biasanya ada di
batang pepohonan rendah maupun tinggi kalau si Usnea hanya terlihat dibatang
pohon tinggi 3 meter lebih kurang. uniknya si Usnea selain
sulit diraih, hihihhi morfologinya itu tuh mirip jenggot kakek-kakek hahahaha,,
cuman sejauh yang terlihat jenisnya disini berwarna hijau, gak tau kalau di
daerah lain mungkin Usneanya warna - warni ^_<) (kalo nggak salah pernah
searching).
Sekedar Spesimen-spesimenku~
(Bela-belain dianggap aneh teman-teman Gak
pa pa deh (^_<)
Comments
Post a Comment